Jakarta oh Jakarta. Apa maumu ? Bersolek di depan cermin perlente. Tak puas puasnya memvermak wajah yang makin marut. Apa kau bermimpi menjadi seorang gadis metrosexual yang tiap pagi di pelukan lelaki yang berbeda. Aku gak tahu, tapi ku rasa orang tuamu kini kecewa. Tubuhmu kini dirajah, dijamah oleh cekong cekong lacur yang ada di balik meja kekuasaan. Yang suka menyerobot lahan dan norma norma yang ada. Ingatlah, kau dulu dibesarkan dan dipupuk oleh tangan tangan ulama. Tapi kini kau dikencingi pemimpin bermulut kotor. Kini pohon pohon gigan berganti beton arogan. Rumah perahu kau coba gusur jadi rumah kufur. Pusara mulia kau coba usik dengan proyek fasik. Tak rindukah kau dengan hujan yang membasahi wajah anak anak ? Yang membias kesedihan di hati mereka. Hingga hingga kau tak tahu mereka sedang menangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar